Jumat, 17 Maret 2017

Seputar Hungaria dan Kuliah di Luar Negeri: QnA with Fita Febiyola



QUESTION AND ANSWER WITH FITA FEBIYOLA
Seputar Hungaria dan Kuliah di Luar Negeri
Budapest, Maret 2017
Menjadi Mahasiswa International di Negara asing merupakan pengalaman paling menarik dan paling menyenangkan yang pernah saya miliki. Memiliki teman-teman dan keluarga baru yang berasal dari berbagai Negara di dunia, mempelajari bahasa dan kebudayaan baru, mendapatkan pengalaman-pengalaman unik dan mengesankan, menjadi bagian dari kehidupan social yang sangat jauh berbeda dari Indonesia, dan masih banyak lagi pengalaman dan pelajaran lain yang saya dapatkan. Saya sangat bersyukur karena Allah SWT memberikan kesempatan ini kepada saya. Dan saya sangat yakin, bahwa masih banyak teman-teman diluar sana yang juga ingin mendapatkan kesempatan ini dan masih melanjutkan usahanya untuk dapat mewujudkan mimpinya. Dan sampai saat ini, saya tidak pernah berhenti untuk memberi semangat dan motivasi kepada teman-teman untuk mengejar dan mewujudkan mimpi tersebut. Selama lebih kurang tujuh bulan lamanya saya menjalani kehidupan di Negara cantik nan rupawan ini, yaitu Negara Hungaria, mutiara terindah di Eropa tengah, ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul yang berasal dari teman-teman di Indonesia, baik itu melalui media social maupun secara langsung melalui telefon. Nah, kali ini saya ingin mencoba merangkum pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memberikan jawaban singkat yang mudah-mudahan bisa memberikan gambaran tentang apa yang sudah saya alami dan dapatkan, baik bagi teman-teman yang bertanya maupun untuk teman-teman lain yang baru berencana untuk bertanya :P. Check it out!! 😊😊😊

1.        @Nurhidayana29, “Bagaimana cara mendapatkan beasiswa kuliah di luar Negeri”?
Mendapatkan beasiswa kuliah diluar Negeri itu tidak sesulit yang dibayangkan. Ada banyaaak sekali beasiswa yang ditawarkan baik itu oleh Pemerintah Indonesia maupun oleh Pemerintah Negara lain, dan yang terpenting, beasiswa itu ditawarkan bukan semata-mata hanya untuk mereka yang memiliki good academic skill, tetapi juga untuk orang yang mempunyai niat dan tekad yang sungguh-sungguh untuk belajar dan membangun Negara. Salah satu kunci untuk mendapatkan beasiswa kuliah diluar Negeri adalah bulatkan tekat kalau kita ingin melanjutkan kuliah di luar negeri dan jangan males-males buat mencari informasi beasiswa tersebut. Kebanyakan orang berangan-angan ingin melanjutkan kuliah diluar Negeri dengan beasiswa tapi sudah putus asa duluan sebelum mencoba, “ah pasti susah”, “ah pasti peluangnya kecil”, “ah pasti ribet”, “ah pasti gagal” and bla bla bla. STOP saying these kinds of dream-crusher words!!. Cobalah untuk memulai hunting informasi-informasi beasiswa yang banyak sekali bisa  ditemukan di google. Jangan berfokus hanya satu beasiswa ataupun satu Negara saja. Toh nggak ada salahnya dan nggak rugi juga mencoba apply ke beberapa Negara. Setelah informasi tersebut terkumpul, mulailah untuk mempersiapkan persyaratan-persyaratan yang diminta. Usahakan memulai persiapan itu dari jauh hari, at least 6 bulan sebelum pendaftaran dibuka agar persiapannya benar-benar matang. Cobalah untuk bertanya dan meminta saran juga pendapat kepada orang-orang yang memiliki pengalaman apply beasiswa, siapapun itu. Just make it simple and easy to catch your big dream ;). Ternyata pepatah yang mengatakan “banyak jalan menuju Roma” itu memang benar. Ada banyak sekali jalan yang bisa kita tempuh dan coba untuk mewujudkan mimpi kita yaitu kuliah di luar Negeri. Saat pertama kali saya apply beasiswa, bukan hanya beasiswa Stipendium Hungaricum dan Negara Hungaria yang menjadi pilihan saya, saya juga apply ke beberapa beasiswa dan Negara lain, seperti New Zealand, Australia, dan Amerika. Dan Tuhan akhirnya menjodohkan saya dengan Negara cantik nan rupawan yang terletak di jantung Eropa, yaitu Hungaria. Dan benar sekali, pengalaman-pengalaman apply ke beberapa beasiswa memberikan kita feedback tentang apa yang seharusnya kita perbaiki dalam mengaplikasikan beasiswa tersebut. So, jangan menyerah sebelum perang. Coba, coba dan coba. InshaAllah rezeki nggak akan kemana ;)

2.        @Mahdianarita, “Gimana rasanya kuliah di luar Negeri”?
Rasanya nano-nano, alias bercampur-campur. Seneng, seru, full of challenges, dan masih banyak lagi yang dirasakan. Inilah saat yang tepat untuk mengetahui dan memahami benar-benar bagaimana pribadi kita yang sebenarnya. Kuliah di luar Negeri menuntut kita untuk mengedepankan rasa mandiri, berani, serius, dan bertanggung jawab. Selain bertanggung jawab penuh akan study yang sedang kita jalani, juga harus bertanggung jawab menempatkan diri sendiri kedalam situasi yang harus membuat kita nyaman, senang, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Karena akan ada banyak hal yang sulit yang akan kita temui dan kita diharuskan untuk menghadapi kesulitan itu sebisa mungkin. Sendiri, tanpa bantuan keluarga ataupun orang-orang terdekat yang selama ini selalu mengulurkan tangannya untuk membantu kita, dalam SEGALA HAL. Berada diluar Negeri akan membuat kita melihat apa kekurangan kita yang sesungguhnya. Selain itu, kita akan menemui banyak kejutan yang belum pernah kita rasakan yang membuat kita bisa ketawa-ketawa sendiri. Pokoknya moment-moment selama berada di luar negeri adalah moment paling berharga yang bisa kita alami dan dapatkan. Atmosphere yang berbeda, kehidupan sosial yang berbeda pula, serta surrounding people yang sangat berbeda yang akan memberikan kita pelajaran dan pengalaman unik. I swear, kuliah di luar Negeri itu sangat sangat menyenangkan dan mengesankan.

3.        @Ridwanpratama, “Harga kos-kosan disana murah nggak”?
Untuk beasiswa Stipendium Hungaricum ini, Pemerintah Hungaria memberikan dana sebesar 30.000 HUF/bulan untuk accommodation (tempat tinggal), tapi pada tahun 2017 ini di naikkan menjadi 40.000 HUF/bulan. Pada tahun pertama study, which means semester satu dan dua, kita diperbolehkan untuk tinggal di asrama kampus atau dormitory yang harga sewanya cukup murah yaitu sekitar 30.000-35.000 HUF. Sudah include semua biaya utilities (Air, listrik, heater, wifi dll). Tapi di tahun kedua, atau mulai semester tiga they kick us out from the dormitory. Hahaha. So kita diharuskan untuk mencari tempat tinggal lain, bisa sewa flat atau apartment. Karena setiap tahunnya akan ada mahasiswa-mahasiswa baru yang datang dan juga ingin tinggal di dorm tersebut. Untuk sewa flat atau apartment, harganya bermacam-macam. Kalau nggk salah harga termurahnya yaitu 30.000 HUF/bulan tapi cuma kamar doang hehehe. Kalau mau murah, kita bisa gabung dengan 2 atau 3 orang teman lain. Misalnya 1 apartment yang ada kamar, dapur, ruang tamu dan kamar mandi, dengan harga sewanya misalnya 100.000 HUF/bulan, akan lebih murah jika diisi dengan 3 orang. Tapi tetap kita harus mengeluarkan biaya lagi untuk utilities. Kalau mau cek-cek harga flat atau apartment, bisa kunjungi www.studenthousing.hu .

4.        @Putri_maya, “Apa perbedaan yang kamu rasakan antara tinggal di Indonesia dan di luar Negeri”?
Yang pasti banyak banget. Mulai dari kehidupan sosialnya, orang-orang lokalnya yang berbeda karakteristik sama orang Indonesia, makanan-makanannya, cuacanya dan yang paling menyebalkan yang aku rasakan saat awal-awal datang ke Hungaria adalah ‘Jet-Lag’. Ngerasa seperti orang aneh saat tidur dan terbangun dikarenakan zona waktu yang berbeda. Ngerasa lapar dan ngantuk di saat waktu yang nggak biasa. Karena tubuh kita terbiasa dengan zona waktu di Indonesia. Jadi, bisa saja kita merasa ngantuk disaat harus beraktifitas dan merasa terjaga atau susah  tidur disaat waktunya tidur. Tapi hal ini hanya terjadi beberapa hari saja. Setelah itu sudah bisa menyesuaikan waktu dengan sendirinya, makan, tidur dan beraktifitas disaat waktunya . Selain itu, ada beberapa hal yang aku temui di Hungaria better than Indonesia, ada juga yang sebaliknya, worse than Indonesia. Misalnya, hidup disini kayak ngerasa aman dan nyaman banget. Tingkat kriminalitasnya rendah. Selama kurang lebih 7 bulan lamanya aku tinggal di kota Pecs, Hungaria, ngerasa aman-aman aja saat berjalan sendirian, bahkan saat pulang kuliah hari sudah mulai gelap. Nggk pernah ngeliat yang namanya copet, jambret, preman atau apalah itu. Nggk pernah juga ngeliat kecelakaan lalu lintas karena sistem transportasi disini sangat terintregated very well. Para pengguna kendaraan beroda empat juga sangat menghargai para pejalan kaki. Mereka selalu berhenti dan memberi jalan kepada siapapun yang ingin menyebrang. Nggk pernah ada mobil atau kendaraan lain yang melanggar lalu lintas. Kalau dalam hal makanan, awal-awal pasti rasanya susah banget untuk menyesuaikan lidah yang sudah terbiasa dengan rasa Indonesia. Setelah berada disini rasanya semua makanan memiliki rasa yang sama. Awal-awal bingung banget sama apa yang harus dimakan, apa yang harus dihindari dan sebagainya. Satu minggu pertama aku bener-bener cuma makan roti, susu dan juga buah, tanpa makan nasi. Karna bingung banget apa yang bisa dimakan dan dimasak. Namun seiring berjalannya waktu, sudah bisa menyesuaikan dengan makanan. Tapi tetap saja nggak seenak memilih makanan di Indonesia. Hal yang lain lagi, yaitu dalam hal bersosialisasi dengan masyarakat local. Meskipun orang-orang barat terkenal akan individualist, namun orang-orang Hungaria termasuk orang yang cukup ramah. Mereka mau menegur orang yang ditemuinya dijalan, they are easy to say Hi, hello, and thank you. Namun ada juga beberapa orang yang cuek bahkan sinis terhadap orang asing, jangankan menegur, tersenyum aja susah banget.

5.        @Elaine.sanjoto, “Apa kesulitan dan tantangan terbesar yang kamu temui disana dan bagaimana cara menghadapinya”?
Sebenarnya, hidup di luar negeri itu gampang-gampang sulit, relative tergantung bagaimana kita yang menjalaninya. Sejauh ini, saya masih bisa menyesuaikan dan mengatasi apapun kesulitan yang saya alami, namun ada satu hal yang menurut saya itu adalah tantangan terbesar, yaitu menjalani kehidupan sebagai wanita muslim berhijab. Awalnya, saya menganggap bahwa Islamphobia itu tidak benar, tapi ternyata setelah saya berada disini dan menjalani kehidupan disini, Islamphobia itu memang ada. Meskipun mereka orangnya baik-baik, tapi ada beberapa orang yang mungkin sedikit merasa tidak nyaman ketika melihat atau bertemu wanita berjilbab. Beberapa pengalaman yang saya miliki adalah misalnya ketika di airport, mereka selalu memandangi saya dengan serius bahkan mencurigai, juga ketika di stasiun kereta atau bis. Saat di swalayan atau supermarket, ketika saya bertanya terkadang pelayannya melayani dengan sangat sinis tanpa ada senyum sedikitpun, saat di dalam bis ataupun mall, terkadang mereka selalu memperhatikan dan memandang dengan sangat sangat serius tanpa berkedip :D. Jadi salting sendiri sih terkadang hehehe. Tapi menurut saya, itu adalah hal yang wajar. Yang terpenting, bagaimana caranya saya harus menunjukkan sikap menghargai, ramah, selalu membantu orang-orang sekitar dan selalu memberikan senyum. Mungkin dengan cara itu saya bisa merubah pandangan atau penilaian mereka terhadap wanita muslim.

6.        @Srimundarti, “Bagaimana biaya kehidupan di luar Negeri, dan apakah biaya yang diberikan oleh pihak pemberi beasiswa mencukupi”?
Kalau untuk biaya hidup, Negara Hungaria merupakan salah satu Negara termurah jika di bandingkan dengan Negara Eropa laiinnya, khususnya Negara Eropa barat. Bisa di bilang biaya hidup disini itu sebelas duabelas dengan biaya hidup di Jakarta. Ada beberapa bahan makanan di Hungaria yang harganya lebih murah dari Jakarta ada juga yang sebaliknya. Kalau untuk bahan makanan pokok seperti beras, telur, kentang, susu dan roti disini harganya tergolong murah. Dan masih banyak lagi kok bahan-bahan makanan lain yang harganya juga murah. Kalau dengan jumlah biaya yang diberikan oleh pemerintah Hungaria, yaitu sebesar 40.000 HUF/bulan, cukup atau tidaknya tergantung bagaimana kita mengaturnya. Yah kalau setiap hari masak sendiri, jarang jajan diluar, jarang shopping :D, juga nggk boros, InshaAllah cukup. dan sejauh ini aku masih bisa survive kok dengan besaran yang aku terima setiap bulannya.

7.        @Nur_aini_oktavia, “Bagaimana cara menyesuaikan diri terhadap cuaca ekstrim yang ada disana”?
Bagi orang-orang yang berasal dari daerah beriklim tropis, seperti misalnya orang Indonesia, pasti akan merasakan hal yang sangat berbeda kalau berada di daerah bermusim dingin. Rendahnya suhu di Negara Hungaria di saat musim dingin yang bisa mencapai 0 derajat Celcius bahkan hingga minus derajat, akan berbahaya jika kita tidak tau cara menghadapinya atau menyesuaikan diri dengan cuaca tersebut. Saat pertama kali aku menginjakkan kaki di Negara ini, yaitu di awal bulan September, Alhamdulillah pada saat itu masih musim panas, meskipun sudah akhir-akhir. Suhu udaranya masih berkisar antara 20-25 derajat celcius. Jadi nggk kaget-kaget amat. Pada saat itu masih bisa pergi keluar tanpa menggunakan jaket dan sepatu. Dan masih bisa merasakan panasnya cahaya matahari. Pada bulan Oktober, suhu udara mengalami perubahan, yaitu menjadi agak dingin. Setelah bulan Oktober, memasuki musim gugur suhu semakin dingin. Semakin hari semakin sangat dingin hingga tiba saatnya musim dingin atau musim salju. Pada saat itulah suhu udara mencapai minus derajat celcius. Cara menyesuaikan diri terhadap musim dingin ini, yah sebisa mungkin membuat tubuh kita merasa tetap hangat saat berada di luar ruangan. Misalnya selalu menggunakan baju berlapis-lapis, seperti menggunakan long john, sweater dan jaket tebal secara bersamaan. Tidak lupa juga untuk menggunakan sarung tangan, syal dan penutup kepala, juga sepatu yang bisa menjaga agar angin tidak masuk. Dan sering-sering menggunakan body lotion dan juga lip balm karna efek dari cuaca dingin tersebut akan membuat kulit dan bibir menjadi sangat kering, bahkan bisa luka dan berdarah kalau tidak diperhatikan. Selain itu, memperbanyak asupan makanan, energy dan juga stamina. Banyak makan, minum vitamin dan juga perbanyak minum jus. Agar terhindar dari lemah badan dan juga penyakit.

8.        @Donaletafia98, “Bagaimana cara menghadapi homesick”?
Yang pertama, sering-seringlah menghubungi keluarga, baik itu melalui pesan maupun telepon atau videocall whatsapp. Dengan berkomunikasi setiap hari, inshaAllah bisa mengurangi rasa rindu terhadap keluarga dan orang-orang terdekat. Yang kedua, jalinlah hubungan yang baik terhadap sesama orang Indonesia yang ada di sekitar kita, dengan begitu akan membuat kita merasa dekat dengan Indonesia. Yang ketika, buatlah diri kita senyaman mungkin dalam segala hal. Makan yang cukup, beraktifitas yang cukup, tidur yang cukup, dan perbanyak aktifitas diluar yang pastinya aktifitas yang bermanfaat, dengan begitu kita akan terhindar dari rasa kesepian. Yang keempat, perbanyak dan jalinlah hubungan pertemanan yang baik dengan orang lain, misalnya dengan teman-teman kampus, teman asrama ataupun teman-teman dari organisasi atau jurusan lain. Dengan tidak menghabiskan waktu hanya menyendiri didalam rumah, besar kemungkinan homesick akan dapat teratasi.

9.        @faniaputri17, “Apa yang paling dirindukan dari Indonesia”?
Honestly, hal yang paling aku rindukan adalah makanan-makanan Indonesia. Setelah berada di Negara lain setidaknya satu sampai dua bulan, aku baru merasakan rindu yang sangat mendalam sama makanan Indonesia. Baru sadar kalau ternyata Indonesia memang Negara yang kaya akan rempah-rempah dan juga citra rasa. Tempe, ayam bakar, sate padang, sambal terasi, hmmmm semuanya sangat dirindukan. Selain makanannya, juga rindu sama keramahan orang-orang Indonesia. Kehidupan sosial Negara western sama Eastern khususnya Indonesia memang sangat berbeda. Orang barat memang terkenal akan ke-individualisman-nya. Susah senyum, dan kebanyakan cuek, meskipun sebenarnya mereka baik-baik. Hal lainnya yang dirindukan, yang pasti apapun yang sangat mudah aku temui di Indonesia dan sangat sulit aku temui disini, seperti misalnya penjual jajanan di pinggir jalan :D.

Okeee, sampai disini dulu yaa. Mudah-mudahan jawaban aku diatas bisa memberikan gambaran buat kalian yang ingin mengetahui seputar kehidupan di Hungaria. Sebenarnya masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang belum aku jawab baik itu tentang perkuliahan, jalan-jalan, dan lain-lain. Mudah-mudahan next time bisa bercerita lagi. Thank you for reading and see youuuu 😊😉

Selasa, 08 November 2016

Tips dan Tata Cara Aplikasi Stipendium Hungaricum Scholarship








Halo teman-teman semua. Kali ini saya ingin berbagi sedikit tips agar bisa maksimal usaha memperoleh beasiswanya dan juga yang pasti agar bisa lolos beasiswa dong yaa. Karena saya lulus di beasiswa Stipendium Hungaricum di Negara Hungaria, mutiara terindah di Eropa Tengah, maka saya akan membahas spesifikasi tentang beasiswa stipendium dan tips untuk membuka hati para penyeleksi beasiswa pastinya. Hehe~
Tips yang pertama, baca dan pelajari dengan sungguh-sungguh penjelasan yang diberikan di website resmi Stipendium Hungaricum Scholarship. Disana tertulis dengan sangat jelas mengenai beasiswa itu sendiri, mulai dari persyaratan beasiswa, langkah-langkah aplikasi beasiswa, jadwal-jadwal atau tanggal penting yang harus kita ingat, kontak-kontak yang bisa kita hubungi, frequently asked question, apasaja yang kita peroleh dari beasiswa, sending partner, dan juga masih banyak lagi panduan-panduan yang bisa kita pelajari dengan mudah. Oh iya, untuk panduan lengkapnya, kita bisa download pada bulan desember. Nanti kalau kita buka websitenya, disana akan tertulis “Call for application” and “Guide for Stipendium Hungaricum”, tinggal klik deh. Maka kita bisa mendapatkan panduan lengkap dan juga format-format file penting yang harus kita isi dan lengkapi. Disana juga akan tertera biaya apa saja yang di include dan exclude dari beasiswa. Pokoknya informasinya sangat lengkap deh.
Tips yang kedua, lengkapi semua berkas yang diminta dan tidak kurang satu persyaratan apapun. Istilahnya, “You missed one, you missed everything”. Jadi kita harus keep in our mind, kalau ada salah satu persyaratan yang diminta kita tinggalkan, maka kita akan kehilangan kesempatan. So, persiapkan segala sesuatunya dengan sangat teliti. Apa yang diminta itulah yang kita berikan. Untuk persyaratan lengkapnya, bisa dilihat dibawah ini:
-          Curriculum vitae (euro pass format), ada di panduannya.
-          Motivation Letter (Min. 1 page)
-          Study certificate (Ijazah dan transkip nilai, jangan lupa di translate ke bahasa Inggris yah)
-          Language certificate (TOEFL/550 atau sejenisnya)
-          Medical certificate (Juga pakai bahasa Inggris)
-          Passport copy

Semua berkas di  submit secara online dalam bentuk scan copy. Untuk teman-teman yang belum mendapatkan ijazah atau belum mempunyai passport, jangan khawatir. Karena berkas bisa menyusul sebelum deadline yang sudah ditentukan. Oh iya, perlu diingat ya guys, selain kemampuan akademis, yang dilihat dari CV dan juga transkrip nilai, motivation letter juga bisa menjadi penentu untuk lulus atau tidaknya kita loh. Jadi persiapkan motivation letter kalian dengan sebagus mungkin. Mulailah menulis motivation letter dengan paragraph yang stunning. Agar yang membaca merasa tertarik dan bisa yakin dengan kemampuan kita. Buatlah motivation letter yang bisa meyakinkan pembaca bahka kita layak untuk lolos dan diberi kesempatan. Isi dari motivation letter itu kurang lebih adalah alasan mengapa kita mengambil jurusan yang kita pilih, kelinearan atau kesinambungan jurusan yang kita pilih dengan jurusan kita pada study sebelumnya atau S1, aktifitas apasaja yang sudah kita lakukan yang mendukung jurusan yang kita pilih, visi dan misi kita untuk kedepannya setelah selesai study, dan juga penjelasan mengapa kamu layak untuk lulus. Buatlah motivation letter selengkap dan sebagus mungkin, namun tetap detail dan tidak bertele-tele. Setelah menurut kalian sudah bagus, cobalah untuk meminta orang lain yang sudah berpengalaman dalam hal ini untuk mengkoreksinya atau memberikan feedback. Setelah semua berkas dan persyaratan terpenuhi, mulailah untuk mendaftar. Biasanya rentang waktu pendaftaran dimulai dari bulan Januari sampai bulan Maret. Dibawah ini bisa dilihat jadwal penting aplikasi beasiswa:
- Januari-Maret              : Pendaftaran online dan pengumpulan berkas
- Maret                           : Pengumuman seleksi round pertama atau formal check.
- April-Juni                    : Pengumuman seleksi round kedua atau Interview.
- Akhir Juni                   : Pengumuman akhir kelulusan beasiswa.
- Juli-Agustus                : Visa application.
- September                   : Arrival to Hungary
Tips yang ketiga, mulailah aplikasi di awal pendaftaran. Jangan menunggu sampai pendaftaran hampir ditutup yaa. Karena selain mereka melihat kriteria pendaftar, mereka juga memiliki kuota. Jadi akan lebih bagus jika mendaftar di awal pendaftaran dibuka. Tatacara pendaftaran bisa kita lakukan dengan sangat mudah dengan cara melihat pada panduan yang sudah kita download. Pada saat pemilihan jurusan dan universitas, kita bisa memilih 3 universitas dan jurusan. Jadi, sebelum mendaftar cobalah untuk mencari informasi mengenai universitas-universitas yang ada di Hungaria. Kalian bebas untuk memilih. Namun pada dasarnya semua universitas di luar negeri itu sangatlah baik dan berkualitas. Percaya deh. Sebagai informasi, saya lulus di University of Pecs. Waktu itu universitas ini adalah universitas pilihan kedua saya. Saya tidak lulus di Universitas pilihan pertama dan ketiga. Alasan mengapa saya memilih universitas ini adalah karena University of Pecs merupakan universitas pertama dan tertua di Hungaria. Selain itu, kota Pecs juga sangat cantik, dan juga tempat yang cocok untuk para pelajar. Karena sangat nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Biaya hidup disini juga tergolong murah. Namun apapun itu, kalian tetap bebas memilih universitas maupun kota manapun untuk dijadikan tempat belajar.
Tips yang keempat untuk teman-teman yang lulus menuju Interview atau wawancara. Setelah mendapatkan pemberitahuan untuk wawancara, mulailah untuk mempelajari betul-betul motivation letter yang kita buat. Karena biasanya mereka akan menanyakan mengenai motivation letter yang kita buat. Mungkin tujuannya adalah untuk mengetahui apakah motivation letter yang kita submit adalah buatan kita sendiri atau orang lain. Sebagai tambahan, mulailah mencari-cari informasi di internet tentang apasaja yang mungkin ditanyakan ketika wawancara beasiswa. Demi lancarnya wawancara, kalian juga perlu untuk mempersiapkan diri dengan cara latihan wawancara dengan teman atau orang terdekat. Hal ini akan sangat membantu. Persiapkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan wawancara beasiswa, dan mulailah menjawab pertanyaan tersebut agar kalian bisa mengetahui seberapa meyakinkannya jawaban yang kalian punya. Dibawah ini kalian bisa melihat pertanyaan apa saja yang saya dapatkan waktu wawancara:
- Jelaskan latar belakang pendidikan Anda!
- Apa mata kuliah yang Anda sukai?
- Mengapa Anda memilih jurusan International Relation?
- Apa yang akan Anda lakukan setelah lulus study?
- Apa spesifikasi yang akan Anda ambil dalam study International Relation?
- Mengapa memilih Negara Hungaria?
Kurang lebih pertanyaannya seperti itu yaa. Pada saat pelaksanaan wawancara, persiapkan koneksi internet yang sangat bagus, karena wawancaranya melalui media Skype. Akan sangat disayangkan kalau kita tidak mempunyai koneksi internet yang bagus, karena akan menjadi kendala. Selain itu, pakailah pakaian yang rapi. Dan, jangan menunjukkan rasa takut ketika pertama kali kita melihat wajah para professor yang akan memberikan kita pertanyaan. Sebagai informasi, mereka sangat ramah kok. Dan tidak menakutkan sama sekali. Hindari rasa kurang percaya dirinya, dan tunjukkan kalau kita memang sangat yakin dengan kemampuan kita dan jawaban yang kita punya. Dan yang paling penting adalah, selalu berdoa dan memohon sama Allah agar selalu diberi kemudahan dan kelancaran. Amin.
Cukup sampai disini dulu yaa teman-teman. Mudah-mudahan apapun yang menjadi keinginan dan cita-cita kita semua bisa tercapai. Good luck and see yaa :-)

Minggu, 02 Oktober 2016

Perjalanan Memperoleh Beasiswa Master ke Eropa



Halo teman-teman semua khususnya para scholarship hunters, saya ingin berbagi cerita tentang perjalanan saya mendapatkan beasiswa untuk studi keluar negeri, khususnya di Negara Hungaria, Eropa. Saya termotivasi untuk menulis cerita ini karena ada banyak teman-teman yang menanyakan tentang beasiswa ini baik secara langsung maupun melalui media social. Selain itu, saya juga ingin sekali berbagi cerita dan pengalaman yang sangat sangat menarik ini kepada teman-teman diluar sana  :D. Mudah-mudahan apa yang saya tuliskan dalam cerita ini bisa bermanfaat dan memotivasi teman-teman untuk terus berusaha dan berjuang mendapatkan apa yang selama ini di impikan, yaitu melanjutkan kuliah di Eropa.

Beasiswa yang saya dapatkan ini adalah beasiswa Stipendium Hungaricum yang dibentuk pada tahun 2013 oleh pemerintah Hungaria. Misi dari program beasiswa ini adalah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa international dari seluruh Negara di dunia dan untuk menjalin kerjasama antara Negara Hungaria dan Negara-negara di dunia yang lainnya dalam bidang pendidikan dan pertukaran budaya . Beasiswa ini memberikan full coverage (Tuition fee, living expenses, accommodation, and medical insurance) kepada penerima beasiswa, mulai dari awal aplikasi hingga selesai studi. (enak kan? hehe :P)

Sejak awal saya duduk di bangku kuliah, saya mempunyai keinginan dan cita-cita untuk melanjutkan kuliah master keluar negeri. Saya adalah mahasiswa lulusan S1 Bahasa Inggris di Universitas Jambi. Alasan pertama mengapa saya ingin melanjutkan kuliah diluar negeri adalah karena sebenarnya saya sangat menyukai jalan-jalan alias traveling :D. Alasan yang kedua, saya ingin meningkatkan dan mempertajam kemampuan bahasa Inggris saya karena dengan berada di Luar Negerilah saya bisa memperbagus kemampuan bahasa Inggris saya yang tidak bagus-bagus amat ini hehe.. Alasan yang ketiga, saya ingin menambah dan memperluas pengetahuan saya tentang budaya-budaya menarik yang ada di dunia. Keempat, agar kesempatan saya untuk traveling ke negeri lain terbuka lebar.. hehe.. Insyaallah. Amin.

Saya lulus S1 pada bulan Januari 2016. Kemudian saya membulatkan tekad untuk mengikuti beberapa beasiswa ke luar negeri, yaitu Australia (ADS), New Zealand Asean Awards, Amerika (Fulbright) dan Hungaria (SHS). Untungnya selama berada di Semester akhir, saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya yang saya butuhkan untuk mendaftar beasiswa, termasuk TOEFL test (Min. 550), Essays, dan juga MENTAL yang nggak boleh setengah-setengah :D. Jadi, setelah lulus kuliah  tinggal apply deh. Kuncinya kita harus yakin dan percaya dulu. Setelah berusaha dan berdoa, sisanya kita serahkan sama Allah. Selama proses pendaftaran keempat beasiswa ke luar negeri tersebut, saya selalu meyakinkan diri saya. Jika Allah menghendaki saya untuk melihat dan menginjakkan kaki di belahan dunia-Nya yang lain, maka Allah pasti akan memberikan kemudahan dan melancarkan segala sesuatunya. Pada akhir bulan Maret, saya mendapatkan pesan email dari Amerika, yang isinya “You failed”, singkat, padat, dan sangat jelas :’). Gagal, ah rasanya sudah biasa mengalami kegagalan dari sejak masa sekolah. Kegagalan ini tidak membuat saya patah semangat sedikitpun. Meskipun dalam hati selalu menyenangkan diri sendiri, “Ah, masih bisa menunggu tiga beasiswa lainnya”. Bulan berikutnya, yaitu bulan April 2016, saya mendapatkan pesan email dari Australia. Katanya, “Your application is unsuccessful”. Huhuhu.. sedikit mengeluarkan air mata. Sambil berkata dalam hati, “Apa sebenarnya kekurangan saya?”. Hehe mungkin kurang beruntung kali ya. Waktupun terus berlalu. Panas dan hujan silih berganti. Hingga pada bulan Mei 2016, saya kembali mendapatkan pesan email dari SHS, yaitu Hungaria. Katanya, “You passed the first round of selection: formal check”. Yah meskipun baru lulus berkas, setidaknya pintunya terbuka sedikit.. hehehe (:D). Sedikit lega mendengarnya. Tak lupa saya selalu berdoa, memohon kepada Allah agar dibukakan pintu menuju impian yang selebar-lebarnya. Dan juga, tak lupa saya selalu menyebut nama Almarhumah didalam setiap doa, “Mama, doakan fita semoga fita bisa membuat mama bangga dan bahagia :’)”. Pada akhir bulan Mei, saya kembali mendapatkan pesan email dari Hungaria, yang isinya kalau nggak salah seperti ini, “You are in the nominated criteria, and please be happy to have an interview with us”. Oh my God! Is It gonna be serious?. Saya benar-benar tidak menyangka kalau akan sampai di tahap interview. Ya Allah.. terimakasih karena telah membawa saya ke tempat yang lebih dekat dengan impian saya selama ini. Alhamdulillah, one step closer. Seiring berjalannya waktu, saya mempersiapkan segala sesuatunya yang saya butuhkan pada saat interview nanti. Dari pagi siang hingga malam hari, laptop stand by 24 jam. Berhari-hari saya belajar dengan om google (maklum pengangguran).. Hingga tiba saatnya pada tanggal 15 Juni saya harus menghadapi test interview bersama tiga orang professor dari Universitas yang saya pilih, yaitu University of Pecs. Lima menit sebelum interview jantung ini rasanya dagdigdug sangat kencang. Daaaaan.. tiba-tiba Laptop berdering ada panggilan dari Skype media. Bismillah, apapun yang terjadi, semuanya adalah kehendak Allah SWT. Akhirnya, dimulailah interview bersama pihak Universitas. Satu per satu saya tatap wajah mereka. Dan waaaw, sungguh luar biasa. Ternyata mereka tidaklah menyeramkan seperti yang saya bayangkan. Interview berjalan dengan sangaat lancar. Mereka welcoming sekali dengan foreigners. Ramah, dan selalu memberi pujian. Interview berlangsung hanya lima menit (SAJA). Dan diakhir perbincangan meraka berkata, “Okay. Let us decide whether You are accepted or not, and we will inform the result to you in July. Bye bye”. Huuuh lega rasanya telah melewati tahap ini. 

Setelah satu bulan berlalu, tibalah saatnya saya akan melihat hasil yang akan saya peroleh setelah melakukan usaha yang menurut saya sudah cukup maksimal ini. Saya memohon doa kepada ayah dan orang-orang terdekat. Saya mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah pengumuman terakhir yang akan menentukan apakah saya lulus atau tidak. Saya juga memohon dengan sangat kepada Allah untuk memberikan kabar baik dan menyenangkan kepada saya. Dan tepat pada malam hari sebelum pengumuman, saya memimpikan Almarhumah Ibu saya. Di dalam mimpi tersebut, saya melihat beliau susah payah berjalan dengan membawa banyak sekali barang-barang milik saya. Mulai dari tas ransel, tas jinjing, dan juga koper milik saya. Dalam mimpi saya bertanya, “Mama mau kemana bawain barang-barang Fita?”. Lalu beliau menoleh, dan hanya memberikan senyuman yang sangaaat hangat dan yang sangat saya rindukan itu, dan tetap berjalan dengan sejumlah barang milik saya. Pagi hari pada tanggal 15 Juli, saya terbangun. Masyaallah. Saya meneteskan airmata mengingat mimpi itu. Apa sebenarnya makna semua itu. Saya berharap mudah-mudahan ini adalah pertanda bahwa saya akan mendengar kabar yang sangat baik.

Hingga pada siang harinya, saya mendengar suara handphone berdering. Dan saya langsung melihatnya, ternyata saya mendapatkan pesan email dari Universitas. Masyaallah, jantung ini rasanya mau copot .. :D:D. Satu jam lamanya saya tidak juga membuka email tersebut. Rasanya tangan ini gatal sekali untuk membukanya. Tapi saya selalu mengatakan nanti, nanti, dan nanti. Hingga akhirnya, ‘Bismillah’ saya membuka pesan tersebut. By the way, pesannya sangaaat panjang sekali. Saya membacanya, namun saya benar-benar tidak konsentrasi dengan makna pesan tersebut. Berulang kali saya mengatakan, “Ini maksudnya apa sih?”. Ntah karena bingung atau sangking senangnya, saya tidak melihat judul dari pesan tersebut, yang tertulis ‘SCHOLARSHIP ACCEPTANCE’. Ya Allah.. sujud syukur saya setelah mengetahui bahwa saya dinyatakan Lulus. Seketika saya menangis membuat keluarga sangat panik.. “Mamaaa, Fita luluuus….”. 

Allah itu memang baik. Dia tidak akan selamanya memberikan cobaan dan kesedihan kepada kita. Dia akan menggantikan segala kesedihan yang kita alami dengan kebahagiaan. :-)

Satu hari setelah pengumuman, email pun berdatangan silih berganti. Saya mendapatkan petunjuk dan panduan tentang apa saja yang harus saya lakukan dan persiapkan. Oh iya, buat teman-teman yang ingin mencoba, persyaratan dan ketentuan beasiswa bisa dilihat di website resmi program SHS: www.stipendiumhungaricum.hu. Dokumen yang dibutuhkan adalah Ijazah, Transkrip Nilai, CV (European Format), TOEFL certificate, Motivation Letter, Medical certificate, dan Paspor. Bagi teman-teman yang belum memiliki paspor, jangan khawatir. Karena paspor bisa di submit menyusul setelah sah dinyatakan lulus. Semua berkas di upload di laman pendaftaran beasiswa dalam bentuk scan copy. Setelah dinyatakan lulus, saya segera mempersiapkan berkas persyaratan pengurusan visa, yaitu: Paspor, Pas Photo (Paspor size), Residence permit (bisa di download di website resmi kedutaan), Letter of Acceptance, KTP, Bukti booking tiket pesawat, asuransi kesehatan, dan Surat keterangan kerja. Untuk biaya pembuatan visa gratis karena ditanggung oleh pihak pemberi beasiswa. 

Setelah VISA di issued, saya segera mengurus pemesanan dan pembayaran tiket pesawat, menyiapkan semua dokumen penting dan juga semua keperluan yang harus dibawa, serta mempersiapkan mental untuk berpisah dengan orang-orang tercinta :’) :’( 

Pada tanggal 31 Agustus, tibalah saatnya saya harus meninggalkan semuanya. Para orang-orang tercinta turut hadir untuk mengantarkan saya ke bandara Sultan Thaha Jambi. Ada air mata yang tersembunyi dibalik wajah mereka yang mereka sembunyikan. Bapak, tante, Kiki, Abel, Fiska, abang Riko, dan juga teman-teman. Bahagia dan sedih bercampur jadi satu ketika saya harus meninggalkan mereka. Air mata rasanya tak dapat ditahan lagi. Satu per satu saya berpamitan dan memeluk mereka semua. Masyaallah, saya akan berada sangat jauuuh dari mereka selama dua tahun lamanya. Saya memohon doa kepada mereka agar saya selalu diberikan kelancaran, kemudahan, dan juga kesehatan. I love you all <3 .

By the way, saya berangkat bersama dua orang teman lainnya, yang juga akan melanjutkan kuliah di Hungaria, yaitu Kak Dian dan Raja, teman senasib dan seperjuangan yang telah mengajarkan saya betapa berharganya kebersamaan itu. Dan juga, bersama seorang dosen sekaligus advicer, motivator, and leader, yaitu Ayah kami Mr. Amirul Mukminin. Beliau adalah seseorang yang sangat berpengaruh dalam kesuksesan kami. Dengan ikhlas beliau selalu mengajarkan kami, mendidik kami, menasehati, memotivasi dan juga membimbing kami bisa dibilang mulai dari A sampai Z. Beliau yang mengantarkan kami ke Jakarta dan sampai kami benar-benar meninggalkan Indonesia. Sungguh luar biasa pengorbanan beliau dalam mendampingi kami.

Beginilah proses panjang yang saya alami, hingga akhirnya saya berada di Benua yang sangat cantik nan rupawan ini, yaitu Eropa. Semoga cerita ini bisa menginspirasi teman-teman semua. Dan semoga teman-teman semua yang sedang berusaha untuk mewujudkan mimpi dan cita-citanya untuk kuliah di luar negeri segera mendapatkannya. Amin.

‘Success will never come to you if you won’t go for it’
by Fita Febiyola