Jumat, 17 Maret 2017

Seputar Hungaria dan Kuliah di Luar Negeri: QnA with Fita Febiyola



QUESTION AND ANSWER WITH FITA FEBIYOLA
Seputar Hungaria dan Kuliah di Luar Negeri
Budapest, Maret 2017
Menjadi Mahasiswa International di Negara asing merupakan pengalaman paling menarik dan paling menyenangkan yang pernah saya miliki. Memiliki teman-teman dan keluarga baru yang berasal dari berbagai Negara di dunia, mempelajari bahasa dan kebudayaan baru, mendapatkan pengalaman-pengalaman unik dan mengesankan, menjadi bagian dari kehidupan social yang sangat jauh berbeda dari Indonesia, dan masih banyak lagi pengalaman dan pelajaran lain yang saya dapatkan. Saya sangat bersyukur karena Allah SWT memberikan kesempatan ini kepada saya. Dan saya sangat yakin, bahwa masih banyak teman-teman diluar sana yang juga ingin mendapatkan kesempatan ini dan masih melanjutkan usahanya untuk dapat mewujudkan mimpinya. Dan sampai saat ini, saya tidak pernah berhenti untuk memberi semangat dan motivasi kepada teman-teman untuk mengejar dan mewujudkan mimpi tersebut. Selama lebih kurang tujuh bulan lamanya saya menjalani kehidupan di Negara cantik nan rupawan ini, yaitu Negara Hungaria, mutiara terindah di Eropa tengah, ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul yang berasal dari teman-teman di Indonesia, baik itu melalui media social maupun secara langsung melalui telefon. Nah, kali ini saya ingin mencoba merangkum pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memberikan jawaban singkat yang mudah-mudahan bisa memberikan gambaran tentang apa yang sudah saya alami dan dapatkan, baik bagi teman-teman yang bertanya maupun untuk teman-teman lain yang baru berencana untuk bertanya :P. Check it out!! 😊😊😊

1.        @Nurhidayana29, “Bagaimana cara mendapatkan beasiswa kuliah di luar Negeri”?
Mendapatkan beasiswa kuliah diluar Negeri itu tidak sesulit yang dibayangkan. Ada banyaaak sekali beasiswa yang ditawarkan baik itu oleh Pemerintah Indonesia maupun oleh Pemerintah Negara lain, dan yang terpenting, beasiswa itu ditawarkan bukan semata-mata hanya untuk mereka yang memiliki good academic skill, tetapi juga untuk orang yang mempunyai niat dan tekad yang sungguh-sungguh untuk belajar dan membangun Negara. Salah satu kunci untuk mendapatkan beasiswa kuliah diluar Negeri adalah bulatkan tekat kalau kita ingin melanjutkan kuliah di luar negeri dan jangan males-males buat mencari informasi beasiswa tersebut. Kebanyakan orang berangan-angan ingin melanjutkan kuliah diluar Negeri dengan beasiswa tapi sudah putus asa duluan sebelum mencoba, “ah pasti susah”, “ah pasti peluangnya kecil”, “ah pasti ribet”, “ah pasti gagal” and bla bla bla. STOP saying these kinds of dream-crusher words!!. Cobalah untuk memulai hunting informasi-informasi beasiswa yang banyak sekali bisa  ditemukan di google. Jangan berfokus hanya satu beasiswa ataupun satu Negara saja. Toh nggak ada salahnya dan nggak rugi juga mencoba apply ke beberapa Negara. Setelah informasi tersebut terkumpul, mulailah untuk mempersiapkan persyaratan-persyaratan yang diminta. Usahakan memulai persiapan itu dari jauh hari, at least 6 bulan sebelum pendaftaran dibuka agar persiapannya benar-benar matang. Cobalah untuk bertanya dan meminta saran juga pendapat kepada orang-orang yang memiliki pengalaman apply beasiswa, siapapun itu. Just make it simple and easy to catch your big dream ;). Ternyata pepatah yang mengatakan “banyak jalan menuju Roma” itu memang benar. Ada banyak sekali jalan yang bisa kita tempuh dan coba untuk mewujudkan mimpi kita yaitu kuliah di luar Negeri. Saat pertama kali saya apply beasiswa, bukan hanya beasiswa Stipendium Hungaricum dan Negara Hungaria yang menjadi pilihan saya, saya juga apply ke beberapa beasiswa dan Negara lain, seperti New Zealand, Australia, dan Amerika. Dan Tuhan akhirnya menjodohkan saya dengan Negara cantik nan rupawan yang terletak di jantung Eropa, yaitu Hungaria. Dan benar sekali, pengalaman-pengalaman apply ke beberapa beasiswa memberikan kita feedback tentang apa yang seharusnya kita perbaiki dalam mengaplikasikan beasiswa tersebut. So, jangan menyerah sebelum perang. Coba, coba dan coba. InshaAllah rezeki nggak akan kemana ;)

2.        @Mahdianarita, “Gimana rasanya kuliah di luar Negeri”?
Rasanya nano-nano, alias bercampur-campur. Seneng, seru, full of challenges, dan masih banyak lagi yang dirasakan. Inilah saat yang tepat untuk mengetahui dan memahami benar-benar bagaimana pribadi kita yang sebenarnya. Kuliah di luar Negeri menuntut kita untuk mengedepankan rasa mandiri, berani, serius, dan bertanggung jawab. Selain bertanggung jawab penuh akan study yang sedang kita jalani, juga harus bertanggung jawab menempatkan diri sendiri kedalam situasi yang harus membuat kita nyaman, senang, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Karena akan ada banyak hal yang sulit yang akan kita temui dan kita diharuskan untuk menghadapi kesulitan itu sebisa mungkin. Sendiri, tanpa bantuan keluarga ataupun orang-orang terdekat yang selama ini selalu mengulurkan tangannya untuk membantu kita, dalam SEGALA HAL. Berada diluar Negeri akan membuat kita melihat apa kekurangan kita yang sesungguhnya. Selain itu, kita akan menemui banyak kejutan yang belum pernah kita rasakan yang membuat kita bisa ketawa-ketawa sendiri. Pokoknya moment-moment selama berada di luar negeri adalah moment paling berharga yang bisa kita alami dan dapatkan. Atmosphere yang berbeda, kehidupan sosial yang berbeda pula, serta surrounding people yang sangat berbeda yang akan memberikan kita pelajaran dan pengalaman unik. I swear, kuliah di luar Negeri itu sangat sangat menyenangkan dan mengesankan.

3.        @Ridwanpratama, “Harga kos-kosan disana murah nggak”?
Untuk beasiswa Stipendium Hungaricum ini, Pemerintah Hungaria memberikan dana sebesar 30.000 HUF/bulan untuk accommodation (tempat tinggal), tapi pada tahun 2017 ini di naikkan menjadi 40.000 HUF/bulan. Pada tahun pertama study, which means semester satu dan dua, kita diperbolehkan untuk tinggal di asrama kampus atau dormitory yang harga sewanya cukup murah yaitu sekitar 30.000-35.000 HUF. Sudah include semua biaya utilities (Air, listrik, heater, wifi dll). Tapi di tahun kedua, atau mulai semester tiga they kick us out from the dormitory. Hahaha. So kita diharuskan untuk mencari tempat tinggal lain, bisa sewa flat atau apartment. Karena setiap tahunnya akan ada mahasiswa-mahasiswa baru yang datang dan juga ingin tinggal di dorm tersebut. Untuk sewa flat atau apartment, harganya bermacam-macam. Kalau nggk salah harga termurahnya yaitu 30.000 HUF/bulan tapi cuma kamar doang hehehe. Kalau mau murah, kita bisa gabung dengan 2 atau 3 orang teman lain. Misalnya 1 apartment yang ada kamar, dapur, ruang tamu dan kamar mandi, dengan harga sewanya misalnya 100.000 HUF/bulan, akan lebih murah jika diisi dengan 3 orang. Tapi tetap kita harus mengeluarkan biaya lagi untuk utilities. Kalau mau cek-cek harga flat atau apartment, bisa kunjungi www.studenthousing.hu .

4.        @Putri_maya, “Apa perbedaan yang kamu rasakan antara tinggal di Indonesia dan di luar Negeri”?
Yang pasti banyak banget. Mulai dari kehidupan sosialnya, orang-orang lokalnya yang berbeda karakteristik sama orang Indonesia, makanan-makanannya, cuacanya dan yang paling menyebalkan yang aku rasakan saat awal-awal datang ke Hungaria adalah ‘Jet-Lag’. Ngerasa seperti orang aneh saat tidur dan terbangun dikarenakan zona waktu yang berbeda. Ngerasa lapar dan ngantuk di saat waktu yang nggak biasa. Karena tubuh kita terbiasa dengan zona waktu di Indonesia. Jadi, bisa saja kita merasa ngantuk disaat harus beraktifitas dan merasa terjaga atau susah  tidur disaat waktunya tidur. Tapi hal ini hanya terjadi beberapa hari saja. Setelah itu sudah bisa menyesuaikan waktu dengan sendirinya, makan, tidur dan beraktifitas disaat waktunya . Selain itu, ada beberapa hal yang aku temui di Hungaria better than Indonesia, ada juga yang sebaliknya, worse than Indonesia. Misalnya, hidup disini kayak ngerasa aman dan nyaman banget. Tingkat kriminalitasnya rendah. Selama kurang lebih 7 bulan lamanya aku tinggal di kota Pecs, Hungaria, ngerasa aman-aman aja saat berjalan sendirian, bahkan saat pulang kuliah hari sudah mulai gelap. Nggk pernah ngeliat yang namanya copet, jambret, preman atau apalah itu. Nggk pernah juga ngeliat kecelakaan lalu lintas karena sistem transportasi disini sangat terintregated very well. Para pengguna kendaraan beroda empat juga sangat menghargai para pejalan kaki. Mereka selalu berhenti dan memberi jalan kepada siapapun yang ingin menyebrang. Nggk pernah ada mobil atau kendaraan lain yang melanggar lalu lintas. Kalau dalam hal makanan, awal-awal pasti rasanya susah banget untuk menyesuaikan lidah yang sudah terbiasa dengan rasa Indonesia. Setelah berada disini rasanya semua makanan memiliki rasa yang sama. Awal-awal bingung banget sama apa yang harus dimakan, apa yang harus dihindari dan sebagainya. Satu minggu pertama aku bener-bener cuma makan roti, susu dan juga buah, tanpa makan nasi. Karna bingung banget apa yang bisa dimakan dan dimasak. Namun seiring berjalannya waktu, sudah bisa menyesuaikan dengan makanan. Tapi tetap saja nggak seenak memilih makanan di Indonesia. Hal yang lain lagi, yaitu dalam hal bersosialisasi dengan masyarakat local. Meskipun orang-orang barat terkenal akan individualist, namun orang-orang Hungaria termasuk orang yang cukup ramah. Mereka mau menegur orang yang ditemuinya dijalan, they are easy to say Hi, hello, and thank you. Namun ada juga beberapa orang yang cuek bahkan sinis terhadap orang asing, jangankan menegur, tersenyum aja susah banget.

5.        @Elaine.sanjoto, “Apa kesulitan dan tantangan terbesar yang kamu temui disana dan bagaimana cara menghadapinya”?
Sebenarnya, hidup di luar negeri itu gampang-gampang sulit, relative tergantung bagaimana kita yang menjalaninya. Sejauh ini, saya masih bisa menyesuaikan dan mengatasi apapun kesulitan yang saya alami, namun ada satu hal yang menurut saya itu adalah tantangan terbesar, yaitu menjalani kehidupan sebagai wanita muslim berhijab. Awalnya, saya menganggap bahwa Islamphobia itu tidak benar, tapi ternyata setelah saya berada disini dan menjalani kehidupan disini, Islamphobia itu memang ada. Meskipun mereka orangnya baik-baik, tapi ada beberapa orang yang mungkin sedikit merasa tidak nyaman ketika melihat atau bertemu wanita berjilbab. Beberapa pengalaman yang saya miliki adalah misalnya ketika di airport, mereka selalu memandangi saya dengan serius bahkan mencurigai, juga ketika di stasiun kereta atau bis. Saat di swalayan atau supermarket, ketika saya bertanya terkadang pelayannya melayani dengan sangat sinis tanpa ada senyum sedikitpun, saat di dalam bis ataupun mall, terkadang mereka selalu memperhatikan dan memandang dengan sangat sangat serius tanpa berkedip :D. Jadi salting sendiri sih terkadang hehehe. Tapi menurut saya, itu adalah hal yang wajar. Yang terpenting, bagaimana caranya saya harus menunjukkan sikap menghargai, ramah, selalu membantu orang-orang sekitar dan selalu memberikan senyum. Mungkin dengan cara itu saya bisa merubah pandangan atau penilaian mereka terhadap wanita muslim.

6.        @Srimundarti, “Bagaimana biaya kehidupan di luar Negeri, dan apakah biaya yang diberikan oleh pihak pemberi beasiswa mencukupi”?
Kalau untuk biaya hidup, Negara Hungaria merupakan salah satu Negara termurah jika di bandingkan dengan Negara Eropa laiinnya, khususnya Negara Eropa barat. Bisa di bilang biaya hidup disini itu sebelas duabelas dengan biaya hidup di Jakarta. Ada beberapa bahan makanan di Hungaria yang harganya lebih murah dari Jakarta ada juga yang sebaliknya. Kalau untuk bahan makanan pokok seperti beras, telur, kentang, susu dan roti disini harganya tergolong murah. Dan masih banyak lagi kok bahan-bahan makanan lain yang harganya juga murah. Kalau dengan jumlah biaya yang diberikan oleh pemerintah Hungaria, yaitu sebesar 40.000 HUF/bulan, cukup atau tidaknya tergantung bagaimana kita mengaturnya. Yah kalau setiap hari masak sendiri, jarang jajan diluar, jarang shopping :D, juga nggk boros, InshaAllah cukup. dan sejauh ini aku masih bisa survive kok dengan besaran yang aku terima setiap bulannya.

7.        @Nur_aini_oktavia, “Bagaimana cara menyesuaikan diri terhadap cuaca ekstrim yang ada disana”?
Bagi orang-orang yang berasal dari daerah beriklim tropis, seperti misalnya orang Indonesia, pasti akan merasakan hal yang sangat berbeda kalau berada di daerah bermusim dingin. Rendahnya suhu di Negara Hungaria di saat musim dingin yang bisa mencapai 0 derajat Celcius bahkan hingga minus derajat, akan berbahaya jika kita tidak tau cara menghadapinya atau menyesuaikan diri dengan cuaca tersebut. Saat pertama kali aku menginjakkan kaki di Negara ini, yaitu di awal bulan September, Alhamdulillah pada saat itu masih musim panas, meskipun sudah akhir-akhir. Suhu udaranya masih berkisar antara 20-25 derajat celcius. Jadi nggk kaget-kaget amat. Pada saat itu masih bisa pergi keluar tanpa menggunakan jaket dan sepatu. Dan masih bisa merasakan panasnya cahaya matahari. Pada bulan Oktober, suhu udara mengalami perubahan, yaitu menjadi agak dingin. Setelah bulan Oktober, memasuki musim gugur suhu semakin dingin. Semakin hari semakin sangat dingin hingga tiba saatnya musim dingin atau musim salju. Pada saat itulah suhu udara mencapai minus derajat celcius. Cara menyesuaikan diri terhadap musim dingin ini, yah sebisa mungkin membuat tubuh kita merasa tetap hangat saat berada di luar ruangan. Misalnya selalu menggunakan baju berlapis-lapis, seperti menggunakan long john, sweater dan jaket tebal secara bersamaan. Tidak lupa juga untuk menggunakan sarung tangan, syal dan penutup kepala, juga sepatu yang bisa menjaga agar angin tidak masuk. Dan sering-sering menggunakan body lotion dan juga lip balm karna efek dari cuaca dingin tersebut akan membuat kulit dan bibir menjadi sangat kering, bahkan bisa luka dan berdarah kalau tidak diperhatikan. Selain itu, memperbanyak asupan makanan, energy dan juga stamina. Banyak makan, minum vitamin dan juga perbanyak minum jus. Agar terhindar dari lemah badan dan juga penyakit.

8.        @Donaletafia98, “Bagaimana cara menghadapi homesick”?
Yang pertama, sering-seringlah menghubungi keluarga, baik itu melalui pesan maupun telepon atau videocall whatsapp. Dengan berkomunikasi setiap hari, inshaAllah bisa mengurangi rasa rindu terhadap keluarga dan orang-orang terdekat. Yang kedua, jalinlah hubungan yang baik terhadap sesama orang Indonesia yang ada di sekitar kita, dengan begitu akan membuat kita merasa dekat dengan Indonesia. Yang ketika, buatlah diri kita senyaman mungkin dalam segala hal. Makan yang cukup, beraktifitas yang cukup, tidur yang cukup, dan perbanyak aktifitas diluar yang pastinya aktifitas yang bermanfaat, dengan begitu kita akan terhindar dari rasa kesepian. Yang keempat, perbanyak dan jalinlah hubungan pertemanan yang baik dengan orang lain, misalnya dengan teman-teman kampus, teman asrama ataupun teman-teman dari organisasi atau jurusan lain. Dengan tidak menghabiskan waktu hanya menyendiri didalam rumah, besar kemungkinan homesick akan dapat teratasi.

9.        @faniaputri17, “Apa yang paling dirindukan dari Indonesia”?
Honestly, hal yang paling aku rindukan adalah makanan-makanan Indonesia. Setelah berada di Negara lain setidaknya satu sampai dua bulan, aku baru merasakan rindu yang sangat mendalam sama makanan Indonesia. Baru sadar kalau ternyata Indonesia memang Negara yang kaya akan rempah-rempah dan juga citra rasa. Tempe, ayam bakar, sate padang, sambal terasi, hmmmm semuanya sangat dirindukan. Selain makanannya, juga rindu sama keramahan orang-orang Indonesia. Kehidupan sosial Negara western sama Eastern khususnya Indonesia memang sangat berbeda. Orang barat memang terkenal akan ke-individualisman-nya. Susah senyum, dan kebanyakan cuek, meskipun sebenarnya mereka baik-baik. Hal lainnya yang dirindukan, yang pasti apapun yang sangat mudah aku temui di Indonesia dan sangat sulit aku temui disini, seperti misalnya penjual jajanan di pinggir jalan :D.

Okeee, sampai disini dulu yaa. Mudah-mudahan jawaban aku diatas bisa memberikan gambaran buat kalian yang ingin mengetahui seputar kehidupan di Hungaria. Sebenarnya masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang belum aku jawab baik itu tentang perkuliahan, jalan-jalan, dan lain-lain. Mudah-mudahan next time bisa bercerita lagi. Thank you for reading and see youuuu 😊😉

10 komentar:

  1. Halo kak, saya ingin bertanya perihal beasiswa ini. Disebutkan bahwa calon penerima beasiswa haruslah orang yang dinominasikan oleh ristek dikti. pertanyaannya, bagaimana cara agar saya dapat di nominasikan oleh Dikti? menghubungi dikti atau datang langsung ke kantornya ya kak? lalu selanjutnya apa? terimakasih:)

    BalasHapus
  2. Halo. Maaf ya baru bisa balas. Untuk di nominasikan oleh sending partner (dikti), pendaftar tidak perlu melakukan apa2. Cukup mendaftar/submit aplikasi via online melalui website beasiswa stipendium aja. Secara otomatis nanti dilihat oleh dikti kok.

    BalasHapus
  3. Halo mbak fita, saya applicant LPDP dg kampus tujuan CEU. Apakah saya boleh tanya2 ke mbak fita mengenai perkuliahan di hungary? Trims

    BalasHapus
  4. Terima kasih Infonya sangat membantu :)

    BalasHapus
  5. Hai. FIta terimakasih infonya sangat membantu, kalau boleh tau bagaimana rasanya kuliah HI do universitas pecs Dan until HI sendiri do univ pecs ada penjurusan APA saja?

    BalasHapus
  6. Mbak, kira" kalau kuliah d hungary, slain biaya yg d bayar pemerintah hungary, apakah kita jg harus prepare dengan tabungan pribadi? Dan jika iya, kira" brapa yg harus disiapkan?

    BalasHapus
  7. Hi,
    Boleh x saya mau dapatkan emel akak?Saya ingin bertanya beberapa soalan.Saya dari Malaysia

    BalasHapus
  8. Halo kak!
    Boleh minta emailnya? :)

    BalasHapus
  9. Kak boleh minta emailnya? Saya rencana mau mengikuti suami ke hubgari

    BalasHapus
  10. Mba fita makasiiih infonya yah...
    Oia mba,studi S3 jga disana ya?

    BalasHapus